Kisah Hikmah Kasih Sayang Nabi Muhammad SAW

Dalam setiap kejadian pasti ada sebuah hikmah yang bisa kita ambil di dalamnya.Untuk menjadi contoh ataupun menjadi pengingat baig kita semua,apalagi kisah tersebu muncul dari seorang nabi atau rosul,pasti di dalamnya mengandung banyak sekali hikmah yang bisa kitta ambil.Dan inilah salah satu kisah dari Nabi Muhammad SAW yang bisa kita ambil hikmahnya.

Disebutkan dalam sebuah riwayat,bahwasanya ketika nabi muhammad saw hendak melaksanakan shalat ied,beliau melihat anak-anak sedang bermain dengan riang gembira.Tetapi,diantara mereka ada seorang anak yang duduk menyendiri di pojok sambil menangis.Anak itu mengenakan baju lusuh.

Beliau bertanya , “Wahai,anak kecil! Mengapa kamu menangis dan tidak bermain bersama teman-teman mu?”

Ia tidak tahu bahwa yang bertanya adalah nabi muhammad saw,maka ia menjawab,”Biarkan aku sendiri! Sesungguhnya ayahku meninggal dalam sebuah peperangan bersama nabi saw,kemudian ibuku menikah lagi dengan orang lain.Lalu orang itupun menguasai hartaku dan mengusirku,sehingga akui tidak memiliki makanan,pakaian,minuman dan rumah utnuk berteduh.Ketika aku melihat anak-anak lain memilki aya,bermain dan memilki pakaian indah,maka semakin bertambahlah kesedihan ku. Itulah sebabnya mengapa aku menangis.”

Lalu nabi saw memegang tangan anak kecil tadi dan berkata.”Apakah kamu mau kalau aku jadi ayah mu,Aisyah ibumu,Fatimah saudaramu,Ali paman mu,Serta Hasan dan Husain saudara laki-laki mu?”

“Bagaimana saya tidak mau wahai rasulullah?”jawabnya baru sadar kalau beliau adalah rasulullah.

Kemudian Nabi saw membawa anak kecil itu ke rumah beliau.Kemudian beliau memberi pakainan indah,minuman, dan makanan.Lalu anak kecil itu keluar dengan tertawa dan sukacita bergabung dengan teman-temannya.Mereka bertanya,”Kamu sekarang ceria,padahal tadi kamu bersedih,apa yang terjadi?”

“Tado aku lapar,sekarang aku kenyang .Tadi aku tidak punya pakaian,sekarang pakaian ku indah.Tadi aku yatim sebatang kara,sekarang nabi muhammad saw adalah ayahku,Aisyah ibuku,Fatimah saudaraku,dan Ali paman ku,”jawabnya.

Teman-temannya berkata,”Andaikan ayahku mati dalam peperangan,tentu aku akan dipungut anak oleh nabi.”

Anak itu terus berada pada nabi saw,sampai beliau wafat.Ketika beliau wafat,keluarlah ia sambil menangis dan manburkan debu di kepalanya seraya berkata,”Sekarang aku yatim dan sebatang kara.”Kemudian anak itu dipeluk oleh Abu Bakar dan dirawatnya oleh beliau.

Wallahualam bishowab

Rujukan

Kitab Durrotun Nasihin

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *